[Profil] Fajeri Siregar, Berjuang dan Bangkit Lawan Artresia Bilier Bersama Nyfara Foundation

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Dian Rahmad

MUDANews.com, Medan (Sumut) – Masih ingatkah anda dengan gerakan nasional ‘Satu Hati Untuk Nyfara’?  Yaitu gerakan untuk menyelamatkan nyawa ananda Nyfara Salsabillah Siregar yang mengidap penyakit Atresia Bilier. Hal ini menggugah nurani hampir di seluruh penjuru Indonesia. Gerakan ini dilaksanakan serempak di 15 kota Indonesia pada April 2013 silam. Bahkan gerakan ini tidak hanya ada di Indonesia, negara tetangga pun juga ikut berjuang dalam gerakan ini.

Fajeri Siregar, adalah ayahanda dari Nyfara, seorang anak yang menderita penyakit langka Atresia Bilier. Perlu diketahui atresia bilier adalah kondisi langka yang menyebabkan penyumbatan saluran empedu. Saluran empedu pada hati, disebut juga dengan duktus hepatikus, merupakan saluran yang membawa cairan empedu dari hati ke kantong empedu untuk disimpan dan ke usus kecil untuk digunakan dalam pencernaan. Fajeri sendiri lah yang menginisiasi gerakan massive pemgumpulan dana tersebut demi menyelamatkan buah hati tercintanya.

Fajeri sendiri merupakan putra asli kelahiran Kota Medan pada 8 Mei 1984. Menempuh pendidikan dasar di Sekolah Dasar (SD) Kemala Bhayangkari Medan. Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 10 Medan, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Medan dan hingga akhirnya lulus sebagai Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU). Hidup normal layaknya orang biasa, bekerja di sebuah perusahaan bonafit dengan jabatan yang tinggi, berpenghasilan berkecukupan. Dan sekarang Fajeri kembali melanjutkan sekolah magisternya di Sekolah Pasca Sarjana USU, karena ia juga sangat menjunjung tinggi pendidikan disamping Fajeri yang juga memang berniat menjadi seorang akademisi.

Sepintas apa yang diperoleh Fajeri adalah harapan kebanyakan orang, semua serba berkecukupan, dan sebagai seorang Sarjana Ekonomi Fajeri juga memiliki usaha yang terus berjalan. Karena ia juga memang memiliki jiwa wira usaha yang tinggi. Hal ini terbukti dari aktifitasnya yang cukup padat dia selalu menyempatkan diri untuk mengontrol dan memanajemen kedai Teh Susu Telur (TST) yang saat ini dikenal dengan nama ‘TST Purwo’ yang dikelolanya dengan disiplin.

Fajri juga tidak sungkan untuk membagi ilmu dan ikut saling membesarkan adik-adik/juniornya. Halini terbukti dari apa yang telah dibuatnya terhadap Imam Syuhada Akbar yang kini tengah merintis sebuah usaha kuliner yang dikenal dengan Burger Hijau Hitam (yang sebelumnya juga pernah bercerita dengan MUDANews.com), yang berkat tangan dingin Fajeri (bang Fajeri kami, red.) hingga kini usaha kuliner tersebut sudah dapat dikatakan berkembang.

Selanjutnya, bagai langit menghantam bumi, ketika berselang sebulan setelah Fajeri diberikan sang maha kuasa si buah hati, ia mendapatkan kabar fonis dari dokter bahwa sang buah hati menderita ‘atresia bilier’. Dengan seketika apa yang dicapai fajri perlahan menghilang satu persatu.

“Ketika mengetahui anak saya sakit, sebagai manusia biasa saya mengalami down, mental saya jatuh, ditambah lagi saya mengetahui anak saya menderita kelainan hati yang langka yang belum diketahui apa penyebabnya. Apalagi setelah saya mengetahui biaya untuk penyembuhan sampai milyaran rupiah” ungkap Fajeri hampir mengeluarkan air mata.

Kekhawatiran Fajeri saat itu membuatnya jauh dari kehidupan normalnya, ia memutar otak, melakukan apa saja, asal sang buah hati dapat disembuhkan.

Ketua Dewan Pembina Nyfara Foundation, Fajeri Siregar, menerima anugerah “Ten Outstanding Young Person” untuk kategori Medical Innovation yang digelar oleh Junior Chamber International (JCI) Indonesia.
Anugerah ini diberikan atas dedikasinya bersama Nyfara Foundation dalam menjalankan program-program kepedulian terhadap kesehatan anak terutama pada anak-anak penderita Atresia Bilier dan Gangguan Hati lainnya.

“Bagi orang tua pasti tidak akan normal hidupnya, bercampur aduk pikirannya ketika mengetahui anaknya sakit, apalagi sakitnya seperti ini, pasti kerjaan gak bagus, hidup gak tenang, tidur gak nyenyak, apalagi produktifitas mencari nafkah pasti menurun.” Fajeri bercerita pada MUDANews.com.

Segala upaya telah dilakukan. Sumbangan dari masyarakat yang merasa peduli dengan Nyfara pun terkumpul tidak sedikit. Namun Tuhan (baca: Allah SWT) berkehendak lain. Hingga akhirnya Nyfara tak sanggup lagi berjuang dan menahan penyakitnya. Bertahan hingga delapan bulan, Nyfara tercinta menghembuskan nafas terakhir.

Waktu terus berjalan, begitu mungkin sedikit ucapan yang dapat membangkitkan semangat tidak hanya bagi Fajeri, namun juga bagi setiap orang yang pernah mengalami kejatuhan bahkan mungkin memiliki kisah yang lebih pilu dari kisah ini. Walaupun Nyfara telah tiada dan Fajeri sudah mengikhlaskan kepergian sang buah hati, sampai hari ini hikmah dari perjuangan Nyfara bisa dirasakan oleh orang banyak. Kepergian Nyfara tidak serta-merta terus menjatuhkan Fajeri. Dengan semangat dan dorongan dari keluarga ia bangkit dari keterpurukan.

Semangat Nyfara memberikan ruh dan energi bagi banyak orang, terkhusus bagi orangtua yang mengalami kepanikan dan kehilangan. Kebuntuan ketika anaknya menderita penyakit langka tersebut. Semangat Fajeri untuk berjuang melawan penyakit yang sama dengan anaknya tersebut dibuktikannya dengan mendirikan sebuah yayasan kepedulian kepada penderita  atresia bilier yang terkhusus pada anak.

Fajeri merasa benar-benar merasa kehilangan yang sangat besar hingga menggugah nuraninya dan justru memiliki kepedulian terhadap sesama. Ia merasa masih banyak saudara-saudara yang ada di mana pun, yang sependeritaan dengannya, bahkan mungkin lebih sulit dari yang dialaminya.

“Saya benar benar paham apa yang saya rasakan, sampai saya kehilangan anak, saya tidak mau ada lagi orangtua mengalami apa yang saya rasakan, dimana tak ada yang membantu, bahkan negara sendiri pun tidak membantu mengenai ini. Saya siap membantu, makanya kita bangun yayasan (Nyfara Foundation, red.) ini. Agar orangtua yang anaknya menderita penyakit tersebut tidak merasa sendiri dalam berjuang” ujar Fajeri dalam wawancara eksklusif dengan MUDANews.com.[jo]

Bersambung….

Mendirikan Yayasan Nyfara Foundation

- Advertisement -

Berita Terkini