[Profil] Fajeri Siregar, Berjuang dan Bangkit Lawan Artresia Bilier Bersama Nyfara Foundation, Bag. 2

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Dian Rahmad

MUDANews.com, Medan (Sumut) –

Mendirikan Nyfara Foundation

Digagas oleh Fajeri Siregar beserta sahabat, merupakan yayasan sosial yang bertekad menjadi pusat informasi dan edukasi penyakit atresia billier dan penyakit pada liver lainnya. Untuk membantu mengurangi beban bagi orang tua yang mengalami kondisi yang sama dengannya (seperti dijelaskan pada bagian pertama) dan mendorong pemerintah agar memberikan perhatian khusus kepada penderita atresia bilier. Berdiri pada Mei 2013 dengan semangat Nyfara yang takkan pernah padam, bersama sahabat-sahabat terbaiknya.

Fajeri sebagai dewan pembina terus berjuang dengan pelayanan prima hingga penyakit langka ini benar-benar menjadi perhatian bagi pemerintah dan masyarakat. Dijelaskan oleh Fajeri, Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
“Undang udang kita sudah jelas bahwa kesehatan adalah hak asasi manusia (HAM), tapi pada pelaksaanaanya masih kurang dari kata cukup. Lihat ya, banyak penderita atresia bilier seolah-solah dibiarkan dalam pengobatannya, susu yang harus diminum penderita atresia bilier ini harus dengan susu khusus, dan harganya mahal. Jadi bagi yang gak mampu, apa negara diam aja? Dimana hak kita sebagai warga negara? Kami (Nyfara Foundation, red.) ingin mewujudkan setiap warga negara dalam pelayanan prima kesehatan benar benar maksimal, dokter peduli, perawat peduli, pemerintah peduli, berani berbenah, berani mengkoreksi agar masyarakat merasakan yang namanya bernegara. Memiliki pemerintah dan benar benar dilindungi undang undang,” Ungkap Fajri dengan semangat berapi-api.

Ia juga mengkritisi kondisi pelayanan yang diberikan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial – Kesehaan (BPJS) Kesehatan. Ia menilai bahwa pelayanan yang diberikan BPJS Kesehatan tidak dilakukan dengan langkah prefentif dengan memberi edukasi pada msayarakat.

“BPJS Kesehatan itu harusnya edukatif, jangan cuma melayani kesehatan bagi orang yang sudah terkena penyakit. BPJS Kesehatan harusnya juga menjadi buffer bagi pelayanan kesehatan masyarakat dan memberikan perhatian lebih kepada kesehatan masyarakat,” jelas Fajeri.

Ia juga memberi sedikit perbandingan, bahwa di Singapura, klaim penderita atresia bilier sebanyak 80% dapat hidup normal dikarenakan pemerintah bersikap pro aktif dalam pelayanan prima kesehatan masyarakat. Bahkan di wilayah Singapura dan Penang, Malaysia dapat menambah pendapatan negara dan mensejahterakan warganya dikarenakan banyaknya pendatang dari Indonesia yang bewisata kesehatan di sana. Mereka pada praktiknya menggunakan formula pelayanan prima kesehatan yang baik, dengan peraturan kepada doter yang hanya boleh bekerja di satu rumah sakit saja bagi setiap dokternya, tidak seperti Indonesia yang setiap dokter selalu berpindah-pindah rumah sakit,” terang Fajeri.

“Kita kalau mau berobat dengan pelayanan maksimal pasti lebih nemilih ke negara tetangga. Bayangkan, kalau dari medan menuju Penang atau Singapura memerlukan waktu hanya 45 menit dan ongkos yang lebih murah ketimbang harus ke Pulau Jawa berobatnya. Berapa lagi ongkos pesawat? Belum lagi waktu di di dalam perjalanan pesawat. Variabel kemacetan dari bandara menuju rumah sakit, udah makan waktu berapa lama? Ini kan diskriminatif namanya, tidak meratakan pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia, terutama sumatera ini jika kita dibandingkan dengan di jawa sana. SDM (Sumber Daya Manusia, red.) kita ada banyak, yang kuliah di kampus yang ada jurusan ilmu kedokterannya. Jadi dimana lagi masalahnya? Kalau tidak bisa pendidikannya perlu dibuka selebar lebarnya. Lihat TKI (Tenaga Kerja Indonesia, red.) kita yang bnyak bekerj di luar negeri ada banyak karena pendidikan  untuk  menjadikan SDM terdidik dan terlatih yang kurang.” papar Fajri.

Lebih jauh, Fajeri mengajak setiap elemen masyarakat untuk turut berjuang dalam mendorong pemerintah untuk memberikan pelayanan yang maksimal terhadap kesehatan masyarakat.

 

Ketua Dewan Pembina Nyfara Foundation, Fajeri Siregar, menerima anugerah “Ten Outstanding Young Person” untuk kategori Medical Innovation yang digelar oleh Junior Chamber International (JCI) Indonesia.
Anugerah ini diberikan atas dedikasinya bersama Nyfara Foundation dalam menjalankan program-program kepedulian terhadap kesehatan anak terutama pada anak-anak penderita Atresia Bilier dan Gangguan Hati lainnya.

“Kita akan mengajak semua elemen masyarakat untuk berjuang. Dalam hal pelayanan primer kesehatan tidak bisa tawar menawar. Ini hak dasar bagi setiap manusia. Dimulai dari bebaskan pajak dalam hal kesehatan, untuk memaksimalakan pelayanan. Sebelum ini terwujud, Nyfara Foundation berjuang di gardu terdepan untuk mewujudkan ini. Kalau ini terwujud masyarakat besar dan sehat, paramedis seperti dokter akan laku dimana mana secara merata di Indonesia dan pemerintah pasti bangga menjadikan warganya sehat,” ungkap Fajeri

Fajeri menjelaskan bahwa saat ini ada dua penderita atresia bilier di Sumatera Utara, yakni Olivia yang masih berusia 2 tahun yang beralamat di Belawan, dan Nahfis yang juga masih berusia 2 tahun di Lubuk Pakam. Ia berharap Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) memperhatikan anak-anak ini. “Mereka ini generasi penerus kita, penerus bangsa,” pungkasnya.

Fajeri berharap kepada Pemprovsu untuk segera membangun sebuah rumah singgah bagi penderita kelainan hati ini. “Rumah singgah kita baru ada satu di Jawa, tepatnya di Yogyakarta, ‘Rumah teduh nyfara’ namanya. Karena cuma Jakarta dan Yogyakarta yang ada pelayanan kelainan hati. Agar penderita dan keluarga benar benar merasakan menjadi manusia dan merasakan yang namanya bernegara,” kata Fajri memberi saran pada pemerintah.

Ia juga berharap semoga Pemprovsu dapat membantu. Masyarakat juga bisa turun memberi bantuan. Tak lupa ia menjelaskan kepada siapa bagi para dermawan yang ingin memberi bantuan. Para dermawan di seluruh Nusantara dapat mengimkan bantuan melalaui rekening Nyfara Foundation, yakni:
Bank Syariah Mandiri cabang Gajah Mada – Medan
706 – 740 – 3888 (kode transfer ATM bersama: 451 )
Atas nama: Yayasan Nyfara

Semua bantuan yang disalurkan dan diterima oleh Nyfara Foundation dapat diakses melalui website www.pedulinyfara.com.

“Semoga pelayanan prima kesehatan dapat segera terwujud demi menuju bangsa kita, bangsa yang besar, bangsa yang sehat” demikian Fajeri.[jo]

- Advertisement -

Berita Terkini