Akibat Debu Drainase, Generasi Penerus Bangsa Terancam Kesehatannya

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Dian Rahmad

MUDANews.com, Medan (Sumut) – Dua tahun terakhir ini Kota Medan dipenuhi dengan pengerjaan drainase pada aliran air atau pun gorong-gorong yang ada di banyak titik di Kota Medan. Sebagai warga negara yang baik adalah wajib mendukung pembangunan yang ada di daerahnya masing-masing.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, salah satu pembangunan yang ada di Kota Medan adalah pengerjaan saluran air, entah itu saluran limbah cair, atau pun saluran air kotor, terdapat di jalan sutomo ujung tepatnya di simpang jalan bambu, seperti diketahui pekerjaan ini sudah 1 tahun terakhir diselesaikan. Tapi pengaspalan kembali jalan yang sudah dibongkar, tidak tahu kapan selesai, bahkan dimulai saja belum. Hal ini dapat dilihat oleh siapa saja yang melintas di jalan tersebut.

Fenomena ini sangat merugikan banyak pihak tentunya, termasuk pekerja yang berangkat kerja, anak sekolah yang ke sekolah yang hari- harinya melewati jalan tersebut, selain lalu lintas jadi lambat dikarenakan jalan hancur ditambah lagi banyaknya kadar abu yang dihasilkan dari jalan yang tak kunjung di aspal.

Ridho Aulia, salah satu pelajar tingkat SMA, yang ditemui MUDANews.com, pada Rabu (18/1), mengatakan bahwa hal ini sangat mengganggunya dan juga kawan-kawannya.

“Kalau pigi pagi bang biasanya kan jalan cepat lewat dari situ, tapi kalau udah lewat situ, jalan macat kali karena jalan jelek, tambah lagi abunya sampai sekolah nanti baju jadi dekil, ada lagi batuk-batuk karena abu” ujar Ridho saat dijumpai bersama dengan teman-temanya.

Pelajar SMA NEGERI 7 yang merupakan ketua osis ini mengatakan tak sedikit setiap harinya banyak anak sekolah yang terlambat.

Ia mengatakan, “di dekat jalan sutomo ini kan ada jalan timor bang, paling jaraknya sekitar 100 meter dari zona sekolah, jalan timor itu banyak sekolah bang, ada lima sekolah, saya bisa bilang lingkungan anak sekolah lah, bayangkan berapa anak sekolah yang tiap harinya melewati jalan itu yang terkena macat dan abu dari jalan jelek itu yang pastinya merugikan kami sebagai pelajar”.

Ridho berharap jalan ini cepat di aspal atau diperbaiki agar semuanya bisa berjalan normal kembali, bisa mengurangi keterlambatan, bisa mengurangi batuk-batuk tentunya.

“Diaspal aja kami udah senang bang, biar jangan ada lagi yang terlambat karena jalan jelek yang mengakibatkan macat,” demikian Ridho.[jo]

- Advertisement -

Berita Terkini