[Profil] Samuel Wu, ‘Pejuang’ Hidroponik yang Bercita-cita Membantu Wujudkan Ketahanan Pangan di Medan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANews.com, Medan (Sumut) – Ketahanan pangan dan daerah perkotaan padat penduduk merupakan dua hal yang akan menjadi masalah jika disatukan. Masyarakat di daerah perkotaan harus memiliki ide kreatif dan inovatif agar tetap dapat memastikan bahwa dirinya siap dan mampu menjaga ketahanan pangannya.

Salah satu ide kreatif dan inofativ tersebut adalah hidroponik. Perkebunan hidroponik dapat memproduksi segala macam sayur hingga buah, dengan konsumsi air yang lebih hemat, konsumsi lahan yang hemat serta dipercaya memiliki kandungan nutrisi yang lebih besar jika dibandingkan dengan sayur atau buah yang ditanam di tanah.

Samuel Wu, salah seorang Warga Medan yang sadar akan hal tersebut, sejak 4 tahun mulai menggeluti dunia perkebunan hidroponik. Pria berusia 33 tahun yang beralamat di Jalan Pembangunan, Medan ini memiliki kebun hidroponik seluas sekitar 1 hektare di
Jalan Gagak Hitam, Medan.

Samuel Wu yakin, setidaknya dengan menggiatkan perkebunan hidroponik, dirinya mampu menjaga ketahanan pangan pribadi. Namun tidak sampai di situ, ia juga bercita-cita untuk menularkan ilmu tentang hidroponik yang ia miliki agar seluruh warga Kota Medan yang notabenenya bertempat tinggal di kawasan padat penduduk dan berlahan sempit dapat memanfaatkan perkebunan hidroponik sebagai upaya menciptakan ketahanan pangan.

“Tanaman hidroponik ini sangat cocok untuk daerah perkotaan yang padat penduduk seperti kota Medan. Hidroponik juga lebih hemat air, nutrisinya juga lebih tinggi, lebih segar hasilnya,” terangnya kepada MUDANews.com, Sabtu (14/1).

Samuel menjelaskan, sebenarnya di Kota Medan ini banyak masyarakat yang paham akan bagaimana membudidayakan tanaman hidroponik. Namun, kebanyakan orang yang sudah memiliki ilmu membudidayakan tanaman hidroponik hanya mementingkan bisnis praktis.

“Sebenarnya banyak di Medan ini yang paham tentang bagaimana membudidayakan Hidroponik. Kalau hidroponik ini kan ada bagian-bagian besarnya, ada jual tanaman, modul, peralatan dan pelatihan. Nah, kebanyakan orang cuma tertarik buat pelatihan atau jual modul (peralatan). Dengan modal lebih sedikit, dapat untung besar,” jelasnya.

Berbeda dengan Samuel, ia sudah mengabdikan dirinya pada perkebunan hidroponik hingga saat ini dirinya hanya bekerja sebagai pengusaha perkebunan hidroponik.

“Saya sendiri tidak tertarik buat pelatihan atau jual modul. Saya cuma mau berkebun biar masyarakat bisa dapat manfaat dari tanaman hidroponik yang saya tanam ini,” akunya.

Selain berfungsi untuk memperkuat ketahanan pangan, ternyata tanaman hidroponik ini dapat membantu mengurangi polusi udara di Kota Medan jika setiap masyarakat yang memiliki bangunan tinggi, di bagian atap ditanami hidroponik.

“Hidroponik juga bisa bantu serap karbondioksida dan keluarkan oksigen, jadi bisa bantu kita kurangi polusi udara,” katanya.

Bahkan, bukan hanya peduli terhadap budidaya hidroponik, Samuel saat ini juga memiliki petani binaan di kawasan Berastagi, Karo.

“Ada penyuluh pertanian saya di sana. Saya kasih petani bibit yang bagus, hasil panen saya juga yang tampung. Jadi petani tidak takut rugi atau panennya dibayar murah,” demikian pengakuan dari pria yang pantas disematkan sebagai salah satu pejuang tanaman hidroponik di Kota Medan.[am]

- Advertisement -

Berita Terkini