Pekan Raya Sumatera Utara Sebagai Perekat Budaya Sumut

Breaking News

- Advertisement -
Oleh : Aulia Rahman
MUDANews.com – Beberapa waktu lalu Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mengadakan even dan kegiatan yang bertajuk Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU). Kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan di Kota Medan. Biasanya dalam PRSU ditampilkan semua kearifan lokal yang dimiliki oleh semua suku asli yang ada di Sumatera Utara seperti tarian, drama, pertunjukan budaya, permainan dan lain sebagainya. Tak lupa juga terkadang mengundang artis ibukota untuk memeriahkan even ini. Bazar dan aneka barang dagangan juga ada di perhelatan budaya Sumut yang diadakan selama sebulan ini, yang semakin membuat pengunjung betah. Ini juga menambah pendapatan ekonomi bagi masyarakat yang mendirikan stand bazar di PRSU.
Artikel ini akan mencoba menganalisa dan menghubungkan antara even Pekan Raya Sumatera Utara dengan budaya yang ada di Sumut. Menurut penulis, PRSU adalah ajang yang dapat dijadikan momentum untuk mengenalkan sekaligus mempromosikan kebudayaan Sumatera Utara kepada Indonesia umumnya dan kepada sesama warga Sumatera Utara khususnya. Penulis mengatakan bahwa kepada sesama warga Sumatera Utara ? ya memang seharusnya. Karena faktanya, walaupun sesama warga Sumatera Utara sendiri, terkadang mereka tidak mengenal budaya selain budaya mereka. Mungkin karena faktor wilayah, tempat tinggal, atau lingkungan yang membuat mereka kurang terbuka dengan budaya lain.
Hal diatas pernah dialami penulis ketika berkenalan dengan mahasiswa di Malang Jawa Timur. Mahasiswa itu berasal dari Tapanuli bermarga Pane. Ketika saya mengajaknya berkenalan sebagaimana yang saya lakukan kepada sesama mahasiswa Sumut, dia berkata dengan bahasa khas Bataknya. Lantas saya tidak paham karena memang penulis bukan orang Batak. Kemudian dia langsung berasumsi seraya mengatakan bahwa penulis adalah bukan orang asli Sumut. Saya bilang, saya ini orang Melayu Langkat dan Melayu juga suku asli Sumut. Penulis berfikiran bahwa apakah karena saya tidak bisa bahasa Batak maka saya dikatakan bukan orang asli Sumut ? Betapa naif dia ketika ngotot dengan pendapatnya itu. Terakhir penulis hanya menyarankan kepada dia yang keras kepala itu agar banyak membaca buku. Setelah berfikir penulis kemudian memaklumi karena dia dari kampung-kampung sana makanya dia dahulu kurang piknik. Mungkin PRSU bisa menjadi solusi bagi dia atau kawan-kawan yang kurang piknik dan belum mengetahui semua budaya di Sumut.
Fenomena ini adalah sebuah ekslusifitas sosial yang cenderung apatis. Kejadian diatas merupakan salah satu indikator bahwa sampai saat ini sesama warga Sumut pun kurang saling mengenal antar sesama. Solidaritas kemahasiswaan dan kemanusiaan terkadang tertutup dan terhalang oleh fanatisme kesukuan. Kejadian serupa bukan hanya sekali dua kali terjadi, bahkan sering.
Berbagai macam suku dan memiliki peninggalan sejarah budaya yang  ada di sumut.mari bersama-sama kita menjaga kearifan  budaya di sumut . Pemerintah Sumut mesti membuat peraturan yang mewajibkan setiap Kabupaten/Kota di Sumut untuk memberikan pengajaran tentang kearifan lokal masing-masing di sekolah-sekolah di wilayah mereka.
Walhasil, Bagi anda yang tak mengenal dan belum mengenal budaya yang ada di Sumatera Utara, cobalah datang ke PRSU. Disana anda akan melihat faviliun dan replika beberapa rumah adat suku asli Sumatera Utara seperti Melayu, Batak, Karo, Mandailing, Pakpak, Dairi, Nias dan lain sebagainya. Biasanya akan ada jadwal yang diatur oleh panitia PRSU bagi setiap kabupaten/kota di Sumatera Utara yang akan menampilkan pentas seni budaya yang ada di daerah mereka masing-masing dan biasanya di hadiri oleh para tokoh masyarakat dan pejabat dari daerah tersebut. Jangan biarkan kefanatikan anda membuat anda tidak berfikir tentang budaya lain. Semoga.
Penulis adalah mahasiswa asal Langkat jurusan Pendidikan Bahasa Arab Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur
- Advertisement -

Berita Terkini