Romansa Perkantoran, Ada Madu, Ada Juga Racun, Berhati-hatilah!

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Oleh: Ahmad Taufiq

MUDANews.com – Berhati-hatilah membeberkan persoalan rumah tangga pada teman sekantor  yang berlainan jenis. Alih-alih masalah terselesaikan, perselingkuhan bisa terjadi. Kalau sudah begitu satu pihak akan meneguk madu, pihak yang lain menelan racun. Bagaimana menyelesaikannya?

Ancaman kehilangan jabatan dan keretakan rumah tangga  yang akan dihadapi menjadi dari sekian banyak pil pahit perselingkuhan  yang harus ditelan. Namun, tak sedikit pula yang mengaku perselingkuhan justru menjadi pendongkrak kasih sayang terhadap keluarga. Benarkah?

Hati-hati Curhat!

di era serba terbuka seperti sekarang, perselingkuhan, termasuk dengan teman sekantor, seperti menjadi hal biasa. Di singapura, yang masyarakatnya cenderung workaholic misalnya, selingkuh dengan teman sekerja menjadi cara untuk menyalurkan kebutuhan sosialisasi dengan lawan jenis.

Panjangnya jam kerja, ditambah jauhnya jarak rumah-kantor, membuat kesempatan untuk berselingkuh dengan rekan kerja semakin terbuka. Perselingkuhan bisa berawal dari usaha mencurahkan isi hati (curhat) pada teman dekat dalam menghadapi persoalan yang dihadapi.

Curhat memang akan menimbulkan keterlibatan emosional, yang diawali dari perhatian. Kedua insan saling menyamakan visi, dan menganggap mereka bisa saling melengkapi dan dimengerti. Ini jelas jadi lampu merah bagi hubungan yang sehat dengan pasangan yang sah. Apalagi jika pasangan itu sedang mengalami hambatan komunikasi karena kesenjangan wawasan.

Firasat Pasangan

Bagi pelakunya, berselingkuh bisa jadi menyenangkan, membangkitkan semangat, dan menantang. Namun, semua itu bukan tanpa resiko. Kalau perselingkuhan itu ketahuan, bukan tak mungkin keutuhan rumah tangga akan terkoyak. Atau jabatan ditempat kerja bakal dicopot.

Untuk mengetahui pasangan berselingkuh memang tidak harus melihat dengan mata kepala sendiri. Seseorang sering kali bisa mengetahui pasangannya berselingkuh, meski tak harus diungkapkan hanya berdasarkan firasat. Pasalnya, diantara suami-istri biasanya telah terbangun kedekatan emosi. Perasaan curiga bisa timbul, misalnya ketika pihak yang berselingkuh tanpa sadar memberi perhatian yang berlebihan yang tidak biasa pada pasangannya. Ini untuk menutupi rasa bersalahnya pada pasangan.

Itu setali tiga uang dengan pasangan yang berselingkuh. Selain lebih perhatian pada pasangan, ia juga memperhatikan penampilannya. Lebih merawat diridan menghabiskan waktu lebih lama untuk berdandan. Persislah dengan orang yang sedang jatuh cinta.

Kembalilah Pada Komitmen

Dalam banyak hal, cinta pada pasangan dan keterikatan pada keluaraga membuat pria pada umumnya tak terlalu berminat membina hubungan serius dengan pasangan selingkuhnya. Sebaliknya, wanita yang punya hubungan diluar rumah tangga, banyak yang sulit melepaskan diri dari pasangan selingkuhnya. Pasalnya, kebanyakan wanita melibatkan emosinya disana.

Lalu bagaimana cara menghindari jerat perselingkuhan? Menerima kelebihan dan kekurangan pasangan merupakan keharusan setelah seseorang menjalin komitmen seumur hidup dengan orang lain. Jadi, ketika pasangan sedang down atau terpuruk, sebaiknya kita yang menjadi pemompa semangat. Kita pula yang ikut dibanggakan, ketika pasangan kita meraih prestasi.

Ketika menghadai masalah, sebaiknya dipecahkan bersama. Selalu ingat pada komitmen berdua dan keluarga akan mengikat setiap pasangan untuk menyelesaikan masalah bersama dirumah. Kalaupun perselingkuhan tetap terjadi, penyelesaian dengan kepala dingin sebaiknya tetap di kedepankan.perbuatan ini memang menimbulkan rasa sakit hati yang mendalam pada pihak yang dikhianati. Namun, ia tetap harus bisa mempertahankan harga diri dan mampu mengendalikan diri. Amarah berlebihan justru bisa membuat kehilangan nilai dari saingannya.[***]

- Advertisement -

Berita Terkini