Eskalasi Politik Indonesia Wujud Demokrasi Liberal

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Semarak politik dan situasi nasional menjadi catatan penting bagi Negara-negara berkembang. Pasalnya perkembangan ekonomi global hanya menjadi sentimen pasar keuangan dunia. Jika Indonesia tidak mampu mengendalikan diri. Dunia akan memasuki fase dimana liberalisme akan menjadi suatu hal yang santun dan baik dalam merusak tatanan nilai-nilai Pancasila.

Hegemoni pasar dunia selalu melibatkan diri dalam wujud apapun demi tercapainya sebuah tatanan kelas baru. Berbagai ancaman dunia yang kerap luput dari perhatian elit politik itu sering terjadi. Salah satunya lemahnya tingkat keamanan nasional. Wujud investasi itu merupakan salah satu bukti lemahnya tingkat keamanan nasional. Dan semua kekayaan yang ada di Indonesia bisa di kendalikan secara G to Go sesuai dengan kapital market.

Indonesia seharusnya tegas dalam mengatasi berbagai macam ancaman global dengan mengedepankan Pancasila bukan sandi-sandi perjanjian Bilateral. Culture Politik Indonesia pun menjadi hopeless dibawah narasi pengendali Sistem Anglo Saxon & Sistem Eropa Kontinental. Hal ini tentu menjadi suatu bentuk keperihatinan yang langka.

Terjadinya married Sistem antara Anglo Saxon & Eropa Kontinental merupakan salah satu bukti bahwa Pancasila di kendalikan oleh Sistem Demokrasi, salah satunya ketika Pancasila diseragamkan dengan Demokrasi. Sehingga Pancasila menjadi liberal dan tidak dapat di Implementasikan dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara.

Semarak politik dan pasar global mampu menghilangkan GBHN sehingga Indonesia harus berjalan auto-pilot. Wajah Indonesia dalam keadaan sukar dan semangat patriotik tersebut punah dalam seketika. Salah satunya saat mindset Pemuda berbondong – bondong masuk kedalam Sistem Demokrasi. Persaingan sentimen pasar global tumbuh semakin habit serta mengakar menjadi budaya yang amoral tanpa mengedepankan essensi dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara.

Terjadinya efek domino dalam menjawab tantangan global adalah saat arogansi politik dunia terjadi secara soft power sehingga Pancasila sampai saat ini tidak mampu di implementasikan dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Hanya sebatas untuk memenuhi keinginan kapital market, it’s about business. Kemudian lahir Opini bahwa hakikat politik adalah untung – rugi bukan benar dan salah. Lantaran manusia dipekerjakan layaknya mesin waktu yang tidak memiliki akal.

Indonesia adalah Negara yang sangat kaya akan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam-Nya. Tidak lantas kemudian latah mencetak SDM yang unggul. Karena sejak abad silam lamanya Indonesia sudah unggul melalui gemah ripaloh jinawi toto tentrem kerto raharjo. Tinggal memperkuat keamanan nasional, sehingga penjajahan model baru yang menyerupai investasi dan sandi-sandi Bilateral dapat diejawantahkan melalui Potensi Bangsa Indonesia sesungguhnya.

Kiprah Negara seyogyanya dapat melestarikan Potensi Bangsa-Nya melalui Risalah Bangsa Indonesia & nilai-nilai yang sudah melekat sediakala. Bukan terbawa arus pada gelombang besar dalam memajukan sebuah peradaban sampai kebablasan sehingga sikap tolong – menolong, tenggang rasa, gotong royong, acuh tak acuh harus punah lantaran sikap masa bodo berkembang dengan sedemikian hebat serta menjadi habit.

Pancasila harus hadir dan mampu menjawab tantangan global, day by day. Dalam membawa kehidupan yang Gemah Ripaloh Jinawi kepada Peradaban Nusantara yang terikat oleh ruang dan waktu. Karena puncak liberalisme bukan hanya ada dalam tingkat tinggi dan rendahnya ekonomi global, melainkan kepada kepunahan nilai-nilai dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara.

Penulis, Rahmat Nuriyansah Ketua Bidang Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Eksplorasi Tekhnologi PKC PMII Jawa Barat

- Advertisement -

Berita Terkini