Antara Big Data dan Ejakulasi

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Jumlah populasi satu wilayah bisa kita ketahui dengan Big Data, bahkan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain bisa dimonitor dengan perangkat mobile yang dimiliki hampir seluruh penduduk negeri ini. Akurasi datanyapun bagus, kita bisa melihat jumlah berdasarkan usia dan gender.

Dari data tersebut, kita bisa membuat analisis yang diproyeksikan untuk beberapa tujuan, seperti untuk pertahanan & keamanan, pemasaran produk, O-D Study (pergerakan orang dari satu wilayah ke wilayah lain), Bahkan bisa memprediksi kecenderungan aktifitas sosial masyarakat beberapa waktu ke depan.

Semua potensi tersebut ditarik langsung dari perangkat Android tanpa kita sadari. Android dipastikan terkoneksi ke server Google melalui jaringan internet. Dari perangkat ini, semua aktifitas kita terpantau detik per detik. Data yang terkumpul tersebut dan jumlahnya sangat besar disebut Big Data.

Amerika, dimana Google berada, tentu sadar betul manfaat Big Data. Makanya sekuat apapun China untuk melawan Amerika, Big Data penduduk bumi dipegang Amerika. Bisa jadi intelijen Amerika bukan lagi Ethan Hunt (Mission Impossible), tapi Larry Page yang menjadi CEO Google. Cukup dengan 2-3 baris query, keputusan strategis Trump menyikapi GeoPolitik Amerika dilakukan.

Lantas dengan kondisi ini, apakah pertahanan dan keamanan negeri ini jadi rentan? Sangat rentan.

Apalagi ditambah kaum muda yan terdidik sibuk dengan demo lahan parkir dan penculik kucing, untuk menutupi kehebohan ejakulasi dini “pidato” 1 menit di Osaka. Di sisi lain, sebagian masyarakat mental imperior, eforia dengan berita hoax warga Indonesia kerja di NASA yang diblow up media online.

Era Big Data, kita masih aja berfikir dan bersikap cara purba. Memalukan berikut menyedihkan.

By _Alhadi Muhammad

- Advertisement -

Berita Terkini