Kisah Gunawan, Penjual Mainan Langka “Otok-Otok”

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Imam

MUDANews.com, Medan (Sumut) – Otok-otok merupakan mainan jenis kapal-kapalan yang saat ini hampir jarang ditemui. Dengan menggunakan sistem pembakaran sumbu dan minyak makan, maka otok-otok bisa dimainkan di wadah yang berisikan air.

Jenis mainan ini dulunya sangat banyak diminati oleh anak-anak. Namun sekarang kita hampir sulit menemukan keberadaan jenis mainan ini.

Gunawan (35), saat sekarang ini berjualan otok-otok di Jalan Sejati (Mandala by pass). Gunawan menjelaskan, karena saat ini otok-otok merupakan mainan yang sulit ditemukan saat sekarang ini apalagi di kota.

Gunawan sudah berjualan otok-otok selama 4 bulan terakhir ini, sebelumnya Gunawan menjual balon dan mainan anak-anak di acara pesta pernikahan, namun karena terkendala modal Gunawan akhirnya menghentikan usahanya tersebut.

“Kalau jual balon sama mainan, modalnya gede jadi saya gak punya modal, kalau otok-otok saya gak ngeluarin modal karena ada penyedia barang, yang kalau laku baru disetor uangnya” ungkapnya.

“Kemudian otok-otok mainan yang jarang ditemui, maka sebab itu saya menjualnya agar anak-anak menyukai dan membelinya,” harap Gunawan

Otok-otok dijual Gunawan dengan harga Rp. 15 ribu, harga yang tidak perlu merogoh kantong terlalu dalam untuk membeli mainan anak yang saat sekarang ini tergolong mahal.

Gunawan mengaku hasil dari dagangannya ini dipergunakan untuk kebutuhannya sehari-hari, ia tinggal bersama kedua orang tua tirinya. Berjualan dari jam 08.00 s/d 18.00, dalam satu hari tersebut ia bisa menjual 5-7 otok-otok.

“Tapi itu kalo lagi lancar rejeki bang, kadang mau satu hari kosong” tambah Gunawan.

Karena situasi minat pasar yang masih minim Gunawan terpaksa jualan berpindah-pindah. Sebelumnya ia berjualan di Martubung dan Pajak Pagi Cemara.

Akibat keterbatasan ekonomi Gunawan tidak memiliki kendaraan pribadi, maka sebab itu ia harus terpaksa meminta tolong orang-orang disekitarnya dan terkadang menggunakan jasa angkutan umum.

Kemudian ia mengaku saat ini Gunawan tidak ada mendapatkan bantuan masyarakat miskin dari pemerintah padahal bantuan tersebut sangat diharapkannya.

“Pengennya dapat bantuan dari pemerintah, saya gak punya apa-apa jadi kerja pun sulit. Mungkin karena masih lajang makanya gak dikasi bantuan” demikian Gunawan.[jo]

- Advertisement -

Berita Terkini