Diduga Beli Bibit Tomat Hibrida ‘Absolut’ Palsu, Petani Merugi 90 Persen

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Arkhan AL

MUDANews.com, Karo (Sumut) – Bibit Tomat hibrida ABSOLUT direkomendasikan untuk ditanam di dataran tinggi, bertipe indeterminate, mempunyai pertumbuhan dan adaptasi yang baik. Buahnya berbentuk lonjong memanjang, berat buah 115 – 140 gr per buah. Warna buah merah tua menyala saat matang. Buah keras sehingga tahan transportasi jarak jauh dan tahan penyimpanan. Tanaman tahan terhadap phytopthora infestan (busuk daun). Buah dapat dipanen mulai umur 80 hari sesudah tanam. Potensi hasil 60-80 ton per hektar.

Kata-kata itulah yang diucapakan sales formulator bibit dan sales distributor Bibit Tomat hibrida ABSOLUT ke sejumlah petani tomat yang ada di Desa Jumaraja, Kecamatan Merdeka, Karo pada saat melakukan demo. Setelah dua musim petani menggunankan bibit tomat tersebut mendapatkan hasil yang memuaskan, namun pada musim ke tiga, sejumlah petani tomat di Kecamatan Merdeka, tepatnya di desa Jumaraja mengalami kerugian akibat gagal panen, karena tomat yang di hasilkan mereka berbuah ‘duku’ (sebesar buah duku).

Hal ini diduga bibit tomat yang dibeli petani “Palsu”. Petani juga mengkalim merugi hingga ratusan juta rupiah, pasalnya satu batang tomat yang mereka tanam menghabiskan biaya 4000 ribu rupiah perbatangnya. “Hampir seluruh petani tomat di Kecamatan Merdeka dan Berastagi yang terdiri dari beberapa Desa mengalami gagal panen karena tomat yang mereka tanam buahnya hanya sebesar buah duku. Rata-rata petani yang menanam tomat dengan luas tanamnya sekitar satu hektar per petani. Belum dihitung kerugian biaya perawatan, mulsa, pupuk dan upah orang atau tenaga kerjanya,” ujar Sektor Surbakti salah seorang petani asal Desa Jumaraja Kecamatan Merdeka, Karo, yang menjadi korban Bibit Tomat hibrida ABSOLUT, yang diduga palsu, Rabu (8/2) sekira jam 15.55 WIB.

Dijelaskan, untuk luas tanam tomat di lahannya berkisar 1000 meter, petani dapat menanam 15 ribu batang tomat, dan seperti biasa petani mendapatkan hasil buah tomat per panennya 4 hingga 5 Ton (dua musim lalu). Namun sekarang (musim ke-tiga) petani hanya mendapatkan hasil 500 hingga 800 Kg per panennya. Jadi kalau dihitung dari hasil tersebut, petani merugi hingga 90 persen.

“Sementara kalau dibilang karena kesalahan sistem pemupukannya, cuaca atau unsur hara tanahnya, itu tidak mungkin. Sebab bukan baru kali ini kami menggunakan  Bibit Tomat hibrida ABSOLUT, inilah musim ke tiga kami menanamnya. Masih ada kok korban lain di desa kami ini, bisa kami tunjukkan lokasinya, para petaninyapun sekarang ini masih ada di ladangnya,” ujar Sektor Surbakti diamini Azis Surbakti dan Ijum, yang juga menjadi korban Bibit Tomat hibrida ABSOLUT yang diduga palsu. Mereka juga mengaku membeli Bibit Tomat hibrida ABSOLUT tersebut di toko UD. Rinto yang berada di desa mereka.[jo]

- Advertisement -

Berita Terkini